Kamis, 15 November 2012

dan kehilangan itupun akhirnya datang..

Waktu adalah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Dia ada dalam pacuan yang amat cepat, tidak terasa, dan begitu menghujam. Dia terus berjalan maju, tak pernah mundur walau sedetikpun. Dia laksana pedang, jika kau tak mampu memanfaatkannya, maka ia akan menebasmu.
Seringkali kita menyesali segala hal buruk yang kini terjadi akibat dari sikap kita yang tak pernah menghargai waktu di masa lampau. Kita terus berharap waktu dapat bergerak mundur, lalu kembali lagi ke masa lampau yang kita inginkan, memperbaiki segala kesalahan dan mengubahnya menjadi lebih baik. Tapi itu sangat konyol. Selamanya itu tak kan pernah terjadi.
Telah banyak ayat-ayat di kitab suci yang menjelaskan tentang waktu. Tentang firman Allah yang telah memberi peringatan bagi umat manusia untuk mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar tidak menjadi golongan yang merugi.
Telah banyak pula slogan-slogan yang tercipta dengan bertema-kan "waktu".
Waktu memang bukan rekan untuk bisa diajak kong-kali-ngkong. Dia tidak bisa dikendalikan, dicegah atau pun ditahan. Dia terus bergerak maju, melaju dengan cepat. meninggalkan mereka yang tak mampu merenungkan arti kehadirannya.

Seperti halnya mereka yang tak mampu merenungkan kehadiran waktu yang menyelimutinya, aku dahulu juga tidak menyadari pentingnya kehadiran seseorang dalam hidupku. Dia adalah bapak. Seseorang yang mampu memberikan panutan dan teladan yang baik lewat didikan dan bimbingan kepada anak-anaknya. Seseorang yang tegas berwibawa. Seseorang yang rela banting tulang demi memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Seorang kepala keluarga yang penuh tanggung jawab. Seseorang yang selalu menuruti segala keinginanku waktu aku masih kecil. Seseorang yang selalu mengantar dan menjemputku ketika aku duduk di bangku TK. Seseorang yang mengajariku berenang. Seorang yang rela meluangkan waktunya hanya untuk bermain dengan gadis kecilnya yang konyol. Seseorang yang mengajariku beribadah yang telah diperintahkan dalam agama.

Dulu aku berpikir bahwa bapak akan selalu menemaniku hingga aku dewasa nanti. Melihatku tumbuh menjadi gadis kebanggaannya, melihatku memakai baju toga, menjadi wali nikahku ketika aku sudah dewasa kelak. Aku tidak berpikir bahwa bapak suatu saat akan pergi meninggalkan kami semua.
Hingga hari itu pun datang, 15 November 2006, tepatnya 6 tahun yang lalu segalanya berubah begitu cepat. Pada waktu itu aku masih kelas 6 SD. Aku masih terlalu kecil untuk memahami arti sebuah "kehilangan". Aku masih butuh seorang lelaki untuk melindungiku. Aku masih sangat butuh seorang ayah dalam hidupku.

Ketika itu pula, rumahku telah kedatangan tamu. Tamu yang hadir tanpa permisi, tanpa mengetuk pintu, tanpa mengucapkan salam. Dia datang dan pergi begitu saja. Mengambil seseorang diantara kami. Membawanya pulang ke tempat asalnya, menghadap kehadirat Tuhan Sang Pemilik Hidup. Tiada seorang pun yang kuasa menolak untuk diajaknya pergi. Tamu itu adalah kematian.

Aku masih ingat detail-detail kejadian yang terjadi pada pagi itu. Saat itu aku sedang bersiap-siap pergi ke sekolah. Namun, sebelum aku bergegas untuk mandi, tiba-tiba ibu dan abangku menjerit memanggil nama bapak dengan begitu panik. Sontak aku terkejut dan mengurungkan niatku untuk mandi, aku langsung menuju kamar bapak, namun sebelum aku sampai di kamar bapak, kakak perempuanku tiba-tiba menyuruhku untuk segera menelepon bulik dan om-ku.
Jujur, pada waktu itu aku masih belum begitu paham tentang apa yang sedang terjadi. Ku patuhi saja perintah kakak. Dengan menggunakan telepon rumah, aku mulai menelepon bulik dan keluargaku, memberitahukan kepada mereka bahwa sakit bapak kambuh kembali, dan meminta mereka untuk segera datang ke rumah.

Sesaat setelah itu, aku mendengar tangisan yang memecah pagi yang cerah. Aku mendengar ibuku perlahan mulai menangis dan menyebut nama bapak. Sementara itu, abangku terus-terusan membisikkan kalimat 'Allah' di dekat telinga bapak, berharap bapak menirukan ucapannya dan bangun dari ketidaksadarannya. Tapi tak ada respon sama sekali dari bapak. Aku lihat matanya semakin lama semakin meredup. Wajahnya kian pucat nan pasi. Aku panik. Semuanya panik.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi yang jelas tidak lama kemudian keluargaku datang, disusul para tetangga. Semuanya begitu sibuk, ada yang menangis, menenangkan ibu dan sebagainya. Aku lihat bapak, aku lihat tubuh tuanya yang mulai rentan itu. Aku pahami setiap garis di badannya, setiap pucat di tubuhnya. Lalu, aku tersadar, bapakku telah tiada. Bapakku telah pergi meninggalkan kami. Seketika itu pula kepalaku mulai pening, semacam telah kehabisan cairan. Tiba-tiba aku merasa begitu lemah, aku ingin menangis, menjerit tapi tidak mampu. Nafasku begitu sesak. Bahkan rasanya aku tak kuat lagi untuk melangkah. Aku hanya berdiri terpaku di pintu kamar bapak, menyaksikan adegan-adegan itu. Ketika mereka menegakkan kepala bapak dengan sehelai kain lalu menutupi tubuh bapak dengan kain jarik sembari mengucapkan kalimat "Innalillahi wainaillaihi roji'un". Dunia serasa berputar di kepalaku. Perlahan pandanganku mulai mengabur. Aku tak mampu menjaga keseimbanganku. Aku ambruk dan akhirnya tak sadarkan diri.

Aku tidak begitu ingat peristiwa setelah itu, yang aku ingat hanya saat aku tersadar, aku melihat banyak orang mengelilingiku sembari memijat-mijat tangan dan kakiku dengan menggunakan minyak kayu putih. Lalu aku bangun, aku melihat rumahku telah dikunjungi banyak orang.
Tidak lama kemudian, aku melihat bulik dan teman dekatku waktu aku kecil, mb Lian namanya, datang memelukku. Aku tahu tentang apa yang terjadi, aku bukan lagi anak kecil yang terlalu polos. Aku mencoba untuk menguasai diri, aku mencoba untuk bersikap tegar. Lalu aku berkata pada mereka untuk meninggalkan aku sendiri di kamar untuk berganti baju.

Setelah itu, banyak sekali tamu yang datang silih berganti, mengucapkan belasungkawa terhadap apa yang telah terjadi di keluarga kami. Aku juga ingat, sehabis itu teman-teman SDku juga datang melayat. Guru-guruku, teman-temanku, mereka semua hadir untuk melayat. Aku mengucapkan terimakasih kepada mereka, menyalami mereka sembari melemparkan senyum ketegaran.


Sabtu, 10 November 2012

Sabtu, 03 November 2012

Ketika Wabah "gegana" Menyerang

Dalam hidup ini, manusia seringkali dihadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan. Macam masalahnya pun banyak sekali jenisnya. Dari yang kecil hingga yang besar. Dari yang sepele hingga yang rumit. Dari yang mudah sampai yang susah. Penyelesaian masalah setiap orang pun berbeda-beda.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Rapuh



Jingga cahaya senja tak mampu lagi menghiburku
Tak pernah ku bayangkan akan seperti ini
Jatuh berkali-kali dalam kerumitan yang sama
Ini sangat jauh dari inginku
Jauh, jauh menembus horizon semesta

 Adalah kamu, manusia keras kepala
Kumohon tetap diam di tempatmu
dan di dalam duniamu..
Tapi kau telah ingkar
Diam-diam kau berlari menuju hati ini,
mengambil yang sebelumnya bukan milikmu,
mencuri yang selayaknya tak boleh kau curi
Kau pencuri!

Keakraban yang tak kurencanakan
Kedekatan yang tak pernah kubayangkan
Perasaan yang tak bisa ku elak
adalah aku telah jatuh hati kepadamu
Diam-diam kau lukiskan langit biru nan indah
cerahkan hati yang mendung

Namun, ternyata segalanya begitu cepat
Dalam sekejap, sayang
Segalanya telah berubah!
Layaknya siang berganti malam, hari berganti hari
Rasanya begitu cepat kau sejukkan jiwa ini

Tiba-tiba langit cerah yang pernah kau lukiskan dalam kalbu ini
kau ubah dengan awan mendung yang kelam
Lalu turunkan hujan angin dengan petir yang menggelegar
Di dalam hati ini, sayang
Aku kecewa!

Sesingkat itukah kita diizinkan bahagia?
Waktu memang begitu kejam
Tak memberi toleransi pada mereka,
mereka yang menginginkan keindahan masa silam
Untuk kembali walau hanya sedetik

Aku rindu deru napasmu, aroma tubuhmu
Genggam tanganmu,
sinar matamu,
segalanya tentang dirimu..

Dadaku sesak menahan rindu yang menggebu
Pernah aku terdiam dalam duniaku
Menatap lurus dengan pandangan kosong
Bagai berjalan dengan langkah tanpa arah
Ingin ku katakan padamu "Aku merindukanmu"
Tapi aku tak mampu

Dalam deru, dalam sendu, dalam pilu
Hati ini terus merintih memanggilmu
Berharap kau mendengar
atas segala perasaan rumit ini

Kini, jalan kita memang telah berbeda
Ku di sini, kau di sana
Diri kita saling menjauh dan menghilang
Namun, dapatkah sejenak kita saling mencari?
Bertemu dalam rindu yang menyiksa,
dalam peluk yang menusuk

Aku menjerit dalam diamku
Menjerit, dan terus menjerit
Jeritan dengan desibel tinggi di dalam hati
Tak bisakah kau mendengar dan melihatku?
Aku remuk, aku redam
Aku rapuh..

 

Kamis, 06 September 2012

Nyesek itu....

Pernah gak sih ngerasain nyesek? Tentu pernah ya? Tapi menurut kalian apasih arti kata "nyesek"? Tentu beda kepala beda arti dong. haha!

Di sini aku akan berikan definisi "nyesek" menurut para arek-arek ADIPATI :D
cekidoooooot...!!

Jarwi : "nyesek itu mak jleb banget."
Widya : "nyesek itu....tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata."
Yeni : "nyesek itu..sakit banget, menusuk jantung."
Juppe : "nyesek itu......sesuatu yang rasanya 'SEK!' di jiwa." (-___-)
Ika : "nyesek itu saat dia yang kamu sayangi jadian dengan temanmu sendiri."
Desi : "nyesek itu saat aku ditinggalkan oleh orang yang aku sayangi tanpa alasan yang jelas"
Windy : "nyesek kuwi lara banget ning ati"
Ratna : "hmmm..nyesek, yo jero lah ning ati"
Danar : "nyesek itu rasanya suakiiiiiit banget"
Dimas : "nyesek, berhubungan dengan sakit hati"
Angga : "nyesek itu semacam terkena komplikasi hati"
Taufik : "nyesek itu sesuatu yang rasanya mematikan di hati"
Isti: "nyesek itu sakit"
Arina: "nyesek itu kalo susah bernafas"  *-________-

dan masih banyak lagi sebenarnya anggota arek-arek ADIPATI yang tidak sempat aku wawancarai soal "nyesek" satu per satu. whuahaha


Selanjutnya, ini dia arti "nyesek" menurutku :'D.

  • #nyesek itu saat kamu kehilangan ayahmu untuk selama-lamanya padahal kamu belum sempat membahagiakannya.
  • #nyesek itu saat kamu selalu diabaikan oleh orang yang selama ini kamu perhatikan.
  • #nyesek itu ketika dia yang kamu tunggu ternyata malah jadian dengan sahabatmu sendiri.
  • #nyesek itu saat kamu harus tersenyum melihat kebahagiaan temanmu, padahal hatimu sedang menangis.
  • #nyesek itu saat kamu selalu dibohongi, padahal kamu telah jujur.
  • #nyesek itu saat kamu susah payah ngerjain tugas semalaman lalu keesokan harinya tugasmu itu hilang entah kemana -_____-
  • #nyesek itu saat harapanmu tidak sesuai dengan kenyataan.
  • #nyesek itu saat kamu selalu dipersalahkan padahal kamu tidak seutuhnya bersalah.
  • #nyesek itu saat kamu dijadikan pelampiasan hanya karena kamu merupakan bayangan seseorang.
  • #nyesek itu saat kekasihmu berubah tanpa sebab yang jelas. 
               dan yang terakhir....

  • #nyesek itu saat kamu tau bahwa kekasihmu masih mencintai orang di masa lalunyaaa!



(to be continued...)

Senin, 03 September 2012

Sedari Dulu

(By: Geisha)

Ku hanya terdiam saat kau biarkan
Semua kenyataan kau hancurkan dan menghilang
Apa kau lupakan?
Keras kau katakan mencintai aku dan tak kau tinggalkan

Apa kau fikirkan perih ku rasakan?
Tega kau biarkan semua kenangan menghilang
Ku takut terbayang, tak sanggup lupakan
Hilangkan segala yang tlah ku rasakan


Mungkin sedari dulu
Ku tlah memikirkanmu jauh dari hidupku
Biar ku simpan cinta yang tlah layu
Sedari dulu ku mimpikan wajahmu
kembali di pelukku jalani semua seperti dulu

Apa kau fikirkan perih ku rasakan?
Tega kau biarkan semua kenangan menghilang
Ku takut terbayang, tak sanggup lupakan
Hilangkan segala yang tlah ku rasakan

Mungkin sedari dulu
Ku tlah memikirkanmu jauh dari hidupku
Biar ku simpan cinta yang tlah layu
Sedari dulu ku mimpikan wajahmu
kembali di pelukku jalani semua seperti dulu

Rabu, 01 Agustus 2012

just remember Him always!

Bagaimana rasanya bila kamu selalu dikalahkan oleh keadaan?
Semacam jatuh terperosok ke dalam jurang yang sangat dalam lalu kamu teriak sekuat tenaga, namun tiada seorang pun yang mendengarmu dan menolong. dan saat kamu jatuh ke dalam jurang tersebut, ada ular yang mendekat dan mengejutkanmu. kamu merasa ketakutan, terhimpit dan akhirnya menangis. Kamu mencoba untuk mengusir ular itu dengan batu atau ranting pohon yang ada, namun yang terjadi ternyata malah ular itu semakin mendekat kepadamu. Dalam keadaan genting tersebut, ketika tiada lagi yang dapat dilakukan, kamu hanya bisa...pasrah!

Aku tidak menginginkan seperti itu.
Sungguh, siapapun tiada yang mau berteman dengan keadaan semacam itu.
Serba tertekan dan terhimpit itu rasanya sangat tidak membahagiakan. Semacam tiada lagi ruang untuk bergerak.

Namun...
Ketika kamu merasa sendiri dan terhimpit
ketika keadaan seolah-olah ingin mematikanmu
ketika tiada lagi orang yang menolongmu
ketika kamu merasa berada di titik terendah dalam hidupmu..
jangan menyerah!
selalu ingatlah kamu pada Tuhanmu
Dia yang dapat menolongmu dalam keadaan apapun
percayalah akan campur tangan-Nya
serahkan segala bebanmu pada-Nya
segala keluh kesahmu, segala suka dukamu, segala perasaanmu yang tidak dapat kau ungkapkan, segala kegelisahanmu..
Sungguh, percayalah bahwa jalan-Nya pasti ada untukmu.

Aku memang tidak pandai berfilosofi. Namun, satu hal yang aku tau bahwa:
"Allah tidak mungkin memberikan beban melampaui kekuatan umat-Nya. Apa yang kita anggap baik belum tentu baik di mata-Nya. Tapi, apa yang Dia berikan dan anggap baik, sudah tentu baik untuk kita. Dia tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi memberi apa yang kita butuhkan."

Last Kiss

(by: Taylor Swift)

I still remember the look on your face  
Been through the darkness at 1:58  
The words that you whispered for just us to know You told me you loved me so why did you go away, go away
 
I do recall now the smell of the rain Fresh on the pavement, I ran off the plane That July 9th the beat of your heart It jumps through your shirt, I can still feel your arms
 
But now I'll go sit on the floor wearing your clothes  
All that I know is I don't know  
How to be something you miss
 
Never thought we'd have a last kiss  
Never imagined we'd end like this  
Your name, forever the name on my lips
 
I do remember the swing of your step
The life of the party, you're showing off again  
And I roll my eyes and then you pulled me in
I'm not much for dancing but for you did
 
Because I loved your handshake, meeting my father
I love how you walk with your hands in your pockets  
How you'd kiss me when I was in the middle of saying something  
There's not a day I don't miss those rude interruptions
 
And I'll go, sit on the floor wearing your clothes  
All that I know is I don't know  
How to be something you miss
 
Never thought we'd have a last kiss  
Never imagined we'd end like this  
Your name, forever the name on my lips, ohh
 
So I'll watch your life in pictures like I used to watch you sleep
And I'll feel you forget me like I use to feel you breathe
And I'll keep up with our old friends just to ask them how you are  
Hope it's nice where you are
 
And I hope the sun shines and it's a beautiful day  
And something reminds you, you wish you had stayed
We can plan for a change in weather and time
I never planned on you changing your mind
 
So, I'll go, sit on the floor wearing your clothes  
All that I know is I don't know  
How to be something you miss
 
I never thought we'd ever last kiss  
Never imagined we'd end like this  
Your name, forever the name on my lips  
Just like our last kiss, forever the name on my lips
Forever the name on my lips, just like our last